Saat
mendengar kata "Bali", hal pertama yang terlintas di pikiran kita
pasti merujuk pada wisata. Ya, Bali selalu mampu menarik perhatian wisatawan
dengan sejuta pesona yang melekat di tanahnya. Kita tentu tahu jika Bali
merupakan salah satu kepulauan kecil yang terletak di Indonesia. Lalu, apakah
yang dibanggakan tanah kecil ini hingga mampu menjadi magnet mancanegara?
Lautkah? Pegunungankah? Atau objek wisata barangkali?
Perlu
diingat kembali bahwa hampir seluruh pulau di Indonesia memiliki kekayaan alam
tersebut. Lalu, adakah hal lain yang membuat Bali terlihat lebih istimewa dari
pulau lain? Tentu saja, Bali merupakan provinsi kecil dengan segudang daya
tarik kebudayaan yang unik, adat istiadat yang kental juga tradisi-tradisi
budaya yang masih berjalan sampai sekarang. Bali adalah salah satu provinsi di
Indonesia yang masih mempertahankan warisan budaya dari para leluhur.
Hal-hal
unik yang tampak jelas saat siapapun menginjakkan kaki di Bali bisa dilihat
dari beberapa hal, seperti tarian adat yang masih lestari dan banyak peminat
hingga kini, tradisi upacara keagaaman yang masih rutin dijalankan,
bangunan-bangunan dengan arsitektur khas Bali yang masih berfungsi dan terawat,
serta kepercayaan yang sangat kental. Semua keistimewaan itulah yang menjadi
penarik minat wisatawan untuk terus mengunjungi tanah dewata ini.
Mengutip dari www.pariwisatadanteknologi.blogspot.co.id,
bahwa Bali telah mulai menginjak dunia kepariwisataan sejak tahun 1927 sampai
sekarang. Telah menjadi pusat pariwisata yang terus meningkat dari tahun ke
tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61% wisatawan lebih tertarik pada
kebudayaan dan 32,8% pada keindahan pemandangan alam flora dan fauna dan
sisanya 5,37% pada hal-hal lain.
Wisatawan
asing dari berbagai mancanegara berdatangan dan membawa keuntungan tersendiri
di sektor perekonomian. Hal inilah yang akhirnya menjadi alasan bali untuk
terus memperbaiki fasilitas kepariwisataan sesuai kemajuan zaman. Penggunaan
piranti-piranti modern tak luput berperan penting dalam membantu hal itu
terwujud. Masuknya wisatawan-wisatawan asing tersebut, maka masuk pula
pengaruh-pengaruh baru yang asing dalam bidang teknologi, pengetahuan,
kebudayaan, kepercayaan, dll.
Melalui
aspek kebudayaan fisik, kebudayaan perilaku dan kebudayaan ideal, simbol dan
makna kebudayaan dapat tersampaikan kepada wisatawan dengan baik serta memberi
citra yang mendalam sebagai daya tarik yang saling menumbuhkan pengertian akan
kehidupan kebudayaan suatu bangsa. Masyarakat Bali pada dasarnya berpenghasilan
dan terinspirasi dari kebudayaan.
Bali
berpotensi dalam menghadapi perkembangan kebutuhan akan berbagai kerajinan seni
di era globalisasi yang makin meningkat, demikian juga potensi untuk
meningkatkan kreativitas serta memperkaya diri sebagai hasil dari adopsi,
adaptasi yang selektif dan kreatif.
Dinamika
budaya mampu mengembangkan dirinya sehingga modernitas dan tradisi menyatu
dalam tiap tahap, memberi stabilitas serta meningkatkan kepercayaan pada diri
sendiri. Kebudayaan akan terus berkembang sebagai dampak kemajuan menuju
masyarakat yang modern tanpa kehilangan jati diri bangsanya.
Pengembangan
kebudayaan memang dibutuhkan oleh masyarakat, sedangakan pariwisata memberi
dukungan terhadap pengembangan kebudayaan dan mendorong munculnya kreativitas
pada masyarakat Bali. Munculnya kreativitas akan mendorong pengembangan
kebudayaan.
Pariwisata
memang bisa dikatakan sebagai alasan terbesar yang membawa munculnya
dampak-dampak globalisasi di suatu negara, terutama Bali, provinsi dengan
potensi wisata paling tinggi di Indonesia. Pengaruh globalisasi ini tidak bisa
dihindari begitu saja. Masuknya pengaruh-pengaruh baru dari luar bisa saja
merusak.apa yang sudah ada sebelumnya. Jika kita tidak pintar-pintar menjaga
dan mempertahankannya, maka tidak dapat diragukan lagi bahwa kebudayaan
turun-temurun tersebut akan tergeser dengan budaya lain yang lebih modern.
Lalu
bagaimanakah upaya masyarakat Bali untuk, mencegah itu semua?
Masyarakat
Bali tidak mencegah masuknya kebudayaan asing yang penuh dengan tren modernitas.
Masyarakat Bali justru dengan senang hati menerima budaya-budaya baru tersebut
dan menjadikannya sebagai anugrah. Akhirnya, kebudayaan hasil dari warisan
leluhur menjadi berbaur dengan budaya-budaya baru yang hadir. Masyarakat Bali
mengatasi masuknya globalisasi dengan menjadikannya sebagai wawasan baru,
sehingga hal lama dengan hal baru dapat hidup saling berdampingan.
Sebagai
pusat pariwisata yang membuat kebudayaan Bali harus selalu mengalami pertemuan
dengan berbagai kebudayaan, maka pembinaan kebudayaan lokal harus dilakukan
secara terus menerus. Tiap-tiap program pembangunan hendaknya selalu berkaitan
dengan potensi dasar yang dimiliki oleh masyarakat Bali, terutama kebudayaan
yang berkaitan dengan agama Hindu. Untuk mengembangkan dinamika masyarakat di
daerah ini, sangat efektif jika dilakukan oleh lembaga-lembaga tradisional,
sehingga mereka mampu dengan cepat menyesuaikan nilai-nilai baru yang hendak
dikambangkan dalam menyongsong era globalisasi.(Ayu)
Comments
Post a Comment