Makepung
adalah tradisi Bali yang sama seperti karapan sapi yang berasal dari Madura,
hanya saja Makepung menggunakan hewan kerbau. Tradisi ini berasal dari
kabupaten Jembrana, bali. Pada awalnya kegiatan untuk mengisi usai panen raya
yang dilakukan di areal persawahan walaupun saat ini tidak harus dilakukan di
persawahan.
Atraksi yang dilakukan di sawah ini
berkembang sekitar tahun 1930. Hebatnya, disahkan secara nasional sebagai
kesenian tak benda yang dimiliki oleh kabupaten Jembrana. Kesenian ini juga
menjadi julukan untuk Kabupaten Jembrana yaitu “Bumi Makepung”. Selain itu juga
dijadikan sebagai agenda tahunan pemerintah Kabupaten Jembrana yang dirangkaian
dengan acara Festival Jembrana.
Makepung
memiliki arti berkejar-kejaran. Terdiri dari kerbau dan joki yang memakai kaos
berkerah lengan panjang, pengikat kepala dan celana panjang. Kerbau beserta
joki saling mengejar dengan kerbau berserta joki lainnya.
Dalam
pertandingan, kerbau dan joki dibagi menjadi 2 wilayah (blok) yaitu blok barat (hijau),
blok timur (merah). Sistemnya adalah apabila kerbau yang berada di depan bisa
menjaga jarak 10 meter dari kerbau yang berada di belakang, maka makepung
depanlah yang menang .Jika kerbau yang berada di depan tidak bisa menjaga jarak
10 meter dari kerbau yang berada di belakang, maka kerbau belakanglah yang
menang.
Saat
ini Makepung dijadikan ajang perlombaan yang menarik, animo masyarakat sangat
tinggi. Banyak media massa tertarik untuk meliput tradisi ini.
Pesan moral yang dapat di ambil dari
tradisi makepung adalah kerja keras, keberanian, dan kerjasama. (Ari)
Comments
Post a Comment