Skip to main content

Upacara untuk Hama

          
          Upacara Mreteka Merana atau disebut Ngaben Tikus, sudah sering dilakukan oleh masyarakat Hindu  di Kabupaten Tabanan, khususnya oleh krama subak di wilayah desa pekraman.

            Upacara Ngaben Tikus adalah suatu upacara yang digelar ketika wabah tikus menyerang sawah-sawah petani di Kabupaten Tabanan. Upacara seperti ini bisa dilakukan secara periodik, waktu pelaksanaan tergantung pengurus subak.

Salah satu desa di Kabupaten Tabanan yang pernah melaksanakan upacara ini adalah Desa Adat Bedha, Kecamatan Tabanan. Upacara ini pernah diadakan tahun 1965 dan pada 17-19 Juli 2009. Baru-baru ini, tepatnya pada Selasa, 19 Oktober 2010 juga diadakan upacara serupa di Desa Adat Bedha.

            Mreteka Merana terdiri dari dua kata yaitu kata mreteka dan kata merana. Mreteka artinya mengupacarai, sedangkan merana artinya hama penyakit. Tujuan dari upacara ini adalah untuk menyucikan roh/atma hama penyakit supaya kembali ke asalnya sehingga tidak kembali menjelma ke bumi sebagai hama penyakit dan merusak segala jenis tanaman yang ada di Bumi, khususnya tanaman padi. Pelaksanaan upacara ini sesuai dengan isi lontar (kitab) seperti lontar Sri Purana dan lontar Dharma Pemacula yang menyebutkan Kapreteka, dan luirnya mretekaning wong mati bener artinya diupacarai seperti mengupacarai orang mati.

            Waktu yang paling baik untuk menggelar upacara Mreteka Merana adalah sasih keenam (Desember),  sasih kepitu (Januari), sasih keulu (Februari), sasih kesanga (Maret). Bulan-bulan  tersebut menurut keyakinan masyarakat Bali merupakan  bulan-bulan rawan yang penuh marabahaya.

               Menurut kepercayaan yang tumbuh subur di pesisir selatan Bali, pada bulan-bulan keramat itu, seperti yang telah disebutkan di atas,  Penguasa Nusa Penida, Ratu Gde Mecaling sedang gencar-gencarnya menyebarkan wabah dan penyakit ke Bali daratan dan pada bulan-bulan rawan itu biasanya berbagai jenis wabah penyakit merajalela. Untuk menetralkan kembali keseimbangan kosmis yang terganggu maka digelarlah berbagai jenis ritual penolak bala, salah satunya adalah ritual  Mreteka Merana. Itulah sekilas mengenai upacara Mreteka Merana atau Ngaben Tikus yang terdapat di desa Bedha kabupaten Tabanan.(Gusde)

Comments

Popular posts from this blog

Gamelan Gender Wayang Tergerus Waktu

Tergerus oleh sang waktu, salah satu kesenian tradisional di Bali yang biasa disebut dengan "Gamelan Gender Wayang Bali" ini kian memudar. Masyarakat Bali khususnya pemuda dan pemudi Bali, dewasa ini sudah mulai jarang memainkan Gamelan Gender Wayang Bali dalam proses upacara di Bali. Salah satu hal yang sangat mengurangi kekhasan budaya Bali ini tidak boleh dibiarkan dan harus dikembangkan kembali agar kembali bangkit di masyarakat. Ditinggalkan oleh generasi masa kini, pemain atau penabuh gender kini semakin langka di Bali. Syukurnya, di Gianyar kesenian yang membutuhkan ketekunan dan talenta seni tinggi ini terus digenjot. Menghasilkan seniman cilik yang terus bertambah hingga membludak. Dibuktikan pada Kamis malam, 20 April 2017 mereka tampil secara massal dengan melibatkan 150 pemain gender anak-anak dan remaja. Satu per satu anak-anak dan remaja putra dan putri ini memasuki stage terbuka Balai Budaya Gianyar. Mereka bersiap menunjukkan kemahiran memainkan ...

Langgengnya Budaya Bali di Tengah Goncangan Globalisasi

Saat mendengar kata "Bali", hal pertama yang terlintas di pikiran kita pasti merujuk pada wisata. Ya, Bali selalu mampu menarik perhatian wisatawan dengan sejuta pesona yang melekat di tanahnya. Kita tentu tahu jika Bali merupakan salah satu kepulauan kecil yang terletak di Indonesia. Lalu, apakah yang dibanggakan tanah kecil ini hingga mampu menjadi magnet mancanegara? Lautkah? Pegunungankah? Atau objek wisata barangkali? Perlu diingat kembali bahwa hampir seluruh pulau di Indonesia memiliki kekayaan alam tersebut. Lalu, adakah hal lain yang membuat Bali terlihat lebih istimewa dari pulau lain? Tentu saja, Bali merupakan provinsi kecil dengan segudang daya tarik kebudayaan yang unik, adat istiadat yang kental juga tradisi-tradisi budaya yang masih berjalan sampai sekarang. Bali adalah salah satu provinsi di Indonesia yang masih mempertahankan warisan budaya dari para leluhur. Hal-hal unik yang tampak jelas saat siapapun menginjakkan kaki di Bali bisa dilihat dari be...

Puisi "Nyepi" Oleh: Fenci M. Manafe

Nyepi Memberi waktu untuk menenangkan diri Merenung segala dosa Menyucikan hati Memberi alam ketenangan dalam peristirahatan Nyepi Terlihat sunyi, sepi dan diam Hening mulai mendekap jiwa Menyentuh setiap kesunyian alam Nyepi Menyatuhkan alam kesepian Memeluk jemari dalam setiap dekapan Menyaksikan kediaman pulau Bali Drama kesucian memberi aroma secara perlahan Menghapus setiap dosa tak terbendung